Rabu, 10 Juni 2009

menuju istirahat

Mulai meletakkan pena, sejenak buku terlupakan. ini hari yang tak terabaikan. sementara waktu bergegas untuk hari ini. berharap masih hari yang esok. menenggelamkan waktu bersama sisa yang esok. ujian terlewatkan tuk sementara. tinggallah seorang dengan harinya. bergumul akan tantangan naluri batin. berhari tak cukup untuk membuat semua jadi indah. bermain kata dengan kawan, sendau gurau memang menyenangkan. berpaling dari sini pasti menyusahkan. terhambatnya pikiran yang seringkali mengelabui setiap gerak dan lakunya. mulai lagi bersemangat menuju masa tenangnya. mengembalikan waktu yang terlintas, terus mencoba. membaguskan tutur kata yang lebur dan lantah akan perkawananan. selalupun ia menanggung dirinya, menjalani dan mengalami sangka terhadap waktu. senada bersama kerumunan yang sulit untuk terbuang dari sisa- sisa lapuknya masa istirahatnya. tak lama mencoba menggugah ruh yang terasing dari Tuhannya. sementara menghantarkan diri terhadap surgawi. memasuki alam yang tak tentu yang telah membingungkan dan terus menggelisahkan setiap perjalanan. tapi pena telah diletakkan, lantas mau menulis apa. menggali keinginan bersama rasa yang tak begitu terselesaikan. sanggup berhenti sejenak setelah bepergiannya. terlalu tinggi fikirnya seolah terbang meninggalkan kejayaannya. sekarang harus mulai berlabuh dengan kapal, kapal yang membawa arah yang tak tentu jua. membawa seberkas halaman sisa kertas kehidupan yang lalu. mungkin bersembunyi yang bisa di perbuatnya. melangkah akan kerancuan yang mengajak tak bergerak. menakjubkan sangka akan keindahan atas ciptaan. meleburkan diri yang terancu setelah hari yang amat sulit. setapak yang dijalani menurutnya hal yang baik. selaras dengan itu berbeda dengan argumen yang dibuat kawan, lintas lalu. mambenarkan diri seakan tidak mengetahui posisi saat ini. melupakan hal yang dianggapnya menjadikan problematikanya. menimbangkan ragawi bertabuh kesunyian. suara itu memang tak lantang seperti biasanya, selantang waktu Ia berjaya.
jun 11, 2009

celoteh safrudinth: menyatu tak nyata

celoteh safrudinth: menyatu tak nyata

Selasa, 02 Juni 2009

ati-ati ada flu

Awas terdapat flu di sekitar kita. selalu antisipasi akan bahayanya. selalu gunakan alat dan pengaman yang tepat untuk itu. perhatikan lingkungan di sekitar. bahaya flu sekarang lebih ganas. that is : flu babi. selalu antisipasi dan selamatkan diri, kelurga, sanak saudara anda.

menyatu tak nyata

Keindahan dunia tak terlepas akan makhluk Tuhan. menatap apa yang dinamakan rasa, memperhatikan kecantikan pesonanya. mengalami hidup bersama keseimbangan menghantarkan dalam nada. Hanya antara hamba Tuhan merasa takjub, terherankan karenanya. menunggu dan menantang harinya. memang indah dirasa, cukup nikmat kekaguman sehingga hanyut akan batin yang membawanya. Tak sekedar menuliskan angan dalam fikirnya. Tapi dia mulai berfikir, bersenggama dengan alam lewat khayal. merajutnya dalam setiap helaan butiran nafas yang hampir terluoakan. seolah menerbangkan diri dan menenggelamkan raga dalam lautan emosinya. bermodal angan dapat memabawa, membahagiakan dirinya. Sementara waktu dia terbangun dalam lamunnya. Tersentak berkata : hanya keindahan yang terlewatkan. mungkin kali ini dia hanya sedikit tersadarkan. lantas bagaimana yang seharusnya. sendiri, hidup sendiri dengan segala kegelisahan, bernyanyi meng`Ego`kan hati penuh misteri yang tak terungkapkan. jalan yang sebenarnya tak di dapat, lintas pikir pengagum angan. Bisikan mulai kembali tak khayalnya jarum yang menancap. inikah nyata atau hanya larut adalam maya. meneruskan cerita yang lalu, mungkin masih terjaga akan sangka dan sumpah lahirnya....

Jun, 03, 2009